Jumat, 21 Maret 2008

Pentingnya Product Knowledge


Agak membingungkan juga ketika saya bertanya kepada beberapa orang yang saya temui, apakah mereka tahu tentang sejarah Pulau Kemaro. Mereka umumnya tidak bisa menjawab, bahkan mengunjungi Pulau Kemaro pun belum. Juga ketika diminta komentar mengenai bagaimana rasanya naik kapal wisata Puteri kembang Dadar, mereka juga tidak bias menjelaskan. Bahkan obyek-obyek wisata di Palembang selain yang ada di kawasan Jembatan Ampera nyaris tidak dikenali.

“Oh, ternyata gedung ini jadi Museum Tekstil ya sekarang,” kata Yayan, warga Palembang ketika mengantar saya berkeliling kota.

Bagi saya, agak aneh jika warga asli Palembang tidak faham betul info produk wisata di daerahnya. Apakah mereka salah?

Peran pemerintah untuk lebih mensosialisasikan obyek-obyek wisata di Palembang dan Sumsel pada umumnya tentunya sangat dituntut banyak. Apalagi wisatawan berkunjung tidak selalu dengan mudah mendapat pemandu wisata. Bersyukur jika wisatawan yang mengikuti paket tour, tapi yang tidak akan sangat bergantung dengan masyarakat atau relasi yang dikenalnya.

Dengan begitu, masyarakat harus dibekali betul dengan pengetahuan produk wisata di Sumsel. Dengan begitu, informasi yang sampai ke wistawan benar-benar lengkap.

Tentang obyek-obyek wisata bisa disosialisasikan melalui sekolah-sekolah. Ajaklah siswa-siswa sekolah wisata gratis ke berbagai obyek wisata. Jadikan mereka sebagai ujung tombak yang kelak akan menjadi penyebar informasi ihwal obyek wisata Sumsel. Ajak mereka menulis di blog-blog Internet ataupun di media nasional sehingga pengetahuan produk wisata yang mereka peroleh diteruskan secara meluas.

Pemahaman pengetahuan produk wisata Sumsel juga bisa melibatkan kaum Ibu. Ajaklah Ibu-ibu yang trehimpun dalam organisasi kemasyarakatan dan keagamaan untuk wisata gratis ke beberapa obyek wisata. Beri pengetahuan yang mendalam tidak hanya obyek wisata besar, tapi juga wisata belanja dan wisata kuliner. Calon wisatawan akan mudah dibujuk bila informasi disampaikan soal wisata belanja dan wisata kuliner oleh ibu-ibu.

Jangan sampai ibu-ibu tidak mengerti kawasan industri songket atau bagaimana membeli songket yang murah tapi asli.

Info soal pariwisata di media pun harus terus menerus. Jangan setengah-setengah. Baik melalui media cetak maupun elektronik. Jangan sampai berita yang terkait dengan pariwisata malah tergusur berita lainnya. Seperti yang terjadi pada 9 Maret lalu. Jebetulan ada dua peristiwa yang cukup banyak mengundang masa. Satu, ihwal lomba festival masakan Melayu di lapangan Bumi sriwijaya yang merupakan ahenda Visit Musi 2008. satunya lagi, pentas Krisdayanti sehubungan promosi produk kecantikan di Palembang Square.

Esoknya di koran-koran, yang menjadi berita justru kedatangan Krisdayanti.

Jika warganya saja tidak tahu apa-apa tentang obyek wisata, atau tidak tertarik dengan agenda Visit Musi 2008, bagaimana dengan calon wistawan?

(bhai)

Tidak ada komentar: